Selasa, 09/08/2016 20:23 WIB
Penulis: Drs Jannus Panjaitan/Pemred
Jakarta - Eltrapost,
Kanit I Resmob Polda Metro Jaya adalah Perwira ganas nan sangar bagaikan Harimau lapar ketika ingin memangsa Pemred media, dimana saat itu media ini sedang menelusuri surat laporan yang dilaporkan ke Kapolda Metro Jaya. Agar tidak menjadi mangsanya segera pemred media ini pergi dari ruangan sang perwira ini untuk menyelamatkan diri, senin 8/8/2016 kurang lebih jam 15,00 Wib.
Pada 29 Agustus 2016 yang lalu media ini melaporkan Kalapas Klas I Cipinang Jakarta Timur ke Kapolda Metro Jaya, dimana materi laporan adalah adanya tindak pidana sesama Napi yang dilaporkan orang Tua korban ke Situs Lapor, dan kasus ini tidak diteruskan Kalapas ke penegak hukum.
Setelah berita dinaikkan di media ini, dan kasus ini dinilai ada tindak pidana, pemred media ini melaporkannya ke Kapolda metro jaya agar kasus dugaan pidana itu diusut sesuai hukum yang berlaku.
Setelah surat dimasukkan ke Setum Kapolda, pada senin 8 Agustus 2016 Pemred media ini mencek sudah sejauh mana kasus itu ditindaklanjuti. Dari setum diperoleh informasi surat telah di Disposisikan Kapolda ke Dirkrimum, oleh Dirkrimum di Disposisikan ke Kabid Resmob Polda Metro Jaya.
Setelah mengetahui surat telah di disposisikan ke Resmob, pemred media ini mendatangi bagian persuratan Resmob, oleh staf Resmob setelah mencari surat beberapa menit diketahui surat telah sampai ke mereka, dan kemudian staf mengatakan, untuk penanganan kasus ini Kabid telah meneruskannya ke Unit I Resmob. Kemudian staf Persuratan mengantar Pemred media ini ke Ka Unit I. Itulah awal perkenalan denan Kanit ini.
Di ruang Ka.Unit I Pemred media ini diterima oleh Kanitnya, setelah tegur sapa Kanit menanyakan keperluan, kemudian penulis menyampaikan maksud kedatangan sambil memberi surat tanda terima surat Laporan ke Kapolda, si Kanit ini dengan penuh percaya diri membacakan surat tanda terima itu seperti Anak SD belajar membaca, dimana si Kanit membaca sambil mengeluarkan suaranya.
Setelah membaca surat itu, Dia langsung mulai mendikte penulis, ini tidak bisa ditindaklanjuti karena disini tidak ada laporan Polisinya dari SPK, dan kemudian bertanya dengan congkak apa sudah ada Laporan Polisinya ini, karena Kami hanya dapat menindaklanjuti laporan yang ada LP Polisinya.
Mendengar jawabab konyol ini penulis mengatakan, Saya bikin surat laporan ke Kapolda Metro Jaya, surat yang dibaca hanya pertinggal surat laporan, surat yang ada disposisinya ada di Bagian persuratan, Saya datang ke sini karena diantar oleh staf persuratan, jadi kalau itu jawabannya silahkan itu dibuat jawaban ke Kapolda, karena berdasarkan disposisi Kapolda secara bertahap surat itu sampai ke unit I ini.
Setelah mendengar itu Dia marah marah, jangan mentang-mentang wartawan, biar saja surat laporan ke Kapolda, kalau seperti ini suratnya tidak ada LP Polisinya tidak akan Saya tindak lanjuti, Anda harus sopan katanya mulai galak dan berkata kasar tidak karuan, dan gayanya sudah seperti orang kesurupan, melihat situasi ini Kita siaga saja melihat gelagatnya, sehingga tidak merekam apa yg diucapkannya, tapi kata kata kasar dan makian.
Salah seorang Staf berbaju Putih, berumur Tua dan berbadan kurus tinggi mengajak penulis untuk bicara ke ruang pemeriksaan, Dia menerangkan Kalau surat begini hanya bisa dilakukan penyelidika belum bisa di sidik, penulis mengatakan silahkan saja karena itu wewenang Polisi, jangan seperti Kanitnya yang marah marah kesurupan itu tanpa mengerti persoalan, penulis mengatakan Saya hari ini masih mencek surat sudah sampai dimana perjalanan surat itu.
Kemudian beberapa menit setelah Kanit ini mengambil surat yang didisposisikan DirKrimum ke Resmob Dia memanggil penulis dari ruang pemeriksaan ke ruangannya, kemudian Dia memulai perbincangan, surat disposisi telah Saya ambil, Kamu kalau jadi wartawan harus Sopan jangan bicara tidak sopan dengan Suara kuat seperti mengintimidasi, karena sudah kesal melihat tingkah lakunya yang kurang ajar itu, ditanya kenapa Kamu marah marah dan galak, kemudian ditanya lagi ada apa marah marah sama Saya, Dia makin marah dan makin kuat suaranya, Kamu tidak sopan berbicara dengan suara sangat keras, dan kemudian mengoceh tidak karuan dengan Bahasa yang Kasar sambil melakukan gerakan Harimau membuka mulutnya untuk menunjukkan taringnya seperti mau menggigit mangsanya, dan wajahnya terlihat bagaikan siluman harimau, tapi wajahnya belum berbulu, tapi kegarangan Harimau terlihat di wajahnya.
Melihat pemandangan yang Aneh itu penulis mengatakan, Saya tidak bersedia berbicara dengan orang Kasar sepertimu sambil keluar dari ruangannya, kemudian masih terdengar teriakannya seperti harimau mengaum, Pergi saja Kamu dari sini, penulis cepat cepat pergi dari sana sebelum dimangsa Perwira pengaum itu, karena takut wajahnya nanti berubah benar seperti Harimau siluman, dan itu pasti mengerikan.
Tanggapan Masyarakat
Ketika masalah ini diberitahu ke berbagai teman Pers, mereka mengaku ngeri mendengarnya, dan mereka bersedia memberi komentar tapi tanpa menyebut identitas, karena mereka ngeri dengan Sikap Perwira Ganas ini.
Komentar mereka hanya Dua;
1. Perwira Ganas seperti ini diduga diperlukan Kabid Resmob agar para tersangka yang diperiksa segera memberi Duit ratusan juta rupiah ke penyidik secara suka rela agar Jantungnya tidak copot, pemberian uang ini bukan sogok melainkan upaya para tersangka mempertahankan jantungnya agar jangan copot, supaya Kabid nantinya tidak memerintahkan Perwiranya mengaum saat mereka diperiksa.
2. Kanit Ganas ini diminta ke Presiden Jokowidodo agar diberdayakan keganasannya memberantas para teroris yang di Poso, Presiden Cukup memberangkatkan si Perwira ini bersama tiga ekor anjing pemburu untuk mengejar para teroris, dengan demikian Biaya Operasi sangat sederhana. Dimana Keberhasilan operasi dipercaya akan menghasilkan hasil yang gilang gemilang dalam tempo sebulan.( Jannus P)
Kanit I Resmob Polda Metro Jaya Ganas Bagaikan Harimau Lapar Ingin Memangsa Pelapor

Kanit I Resmob Polda Metro Jaya adalah Perwira ganas nan sangar bagaikan Harimau lapar ketika ingin memangsa Pemred media, dimana saat itu media ini sedang menelusuri surat laporan yang dilaporkan ke Kapolda Metro Jaya. Agar tidak menjadi mangsanya segera pemred media ini pergi dari ruangan sang perwira ini untuk menyelamatkan diri, senin 8/8/2016 kurang lebih jam 15,00 Wib.
Pada 29 Agustus 2016 yang lalu media ini melaporkan Kalapas Klas I Cipinang Jakarta Timur ke Kapolda Metro Jaya, dimana materi laporan adalah adanya tindak pidana sesama Napi yang dilaporkan orang Tua korban ke Situs Lapor, dan kasus ini tidak diteruskan Kalapas ke penegak hukum.
Setelah berita dinaikkan di media ini, dan kasus ini dinilai ada tindak pidana, pemred media ini melaporkannya ke Kapolda metro jaya agar kasus dugaan pidana itu diusut sesuai hukum yang berlaku.
Setelah surat dimasukkan ke Setum Kapolda, pada senin 8 Agustus 2016 Pemred media ini mencek sudah sejauh mana kasus itu ditindaklanjuti. Dari setum diperoleh informasi surat telah di Disposisikan Kapolda ke Dirkrimum, oleh Dirkrimum di Disposisikan ke Kabid Resmob Polda Metro Jaya.
Setelah mengetahui surat telah di disposisikan ke Resmob, pemred media ini mendatangi bagian persuratan Resmob, oleh staf Resmob setelah mencari surat beberapa menit diketahui surat telah sampai ke mereka, dan kemudian staf mengatakan, untuk penanganan kasus ini Kabid telah meneruskannya ke Unit I Resmob. Kemudian staf Persuratan mengantar Pemred media ini ke Ka Unit I. Itulah awal perkenalan denan Kanit ini.
Di ruang Ka.Unit I Pemred media ini diterima oleh Kanitnya, setelah tegur sapa Kanit menanyakan keperluan, kemudian penulis menyampaikan maksud kedatangan sambil memberi surat tanda terima surat Laporan ke Kapolda, si Kanit ini dengan penuh percaya diri membacakan surat tanda terima itu seperti Anak SD belajar membaca, dimana si Kanit membaca sambil mengeluarkan suaranya.
Setelah membaca surat itu, Dia langsung mulai mendikte penulis, ini tidak bisa ditindaklanjuti karena disini tidak ada laporan Polisinya dari SPK, dan kemudian bertanya dengan congkak apa sudah ada Laporan Polisinya ini, karena Kami hanya dapat menindaklanjuti laporan yang ada LP Polisinya.
Mendengar jawabab konyol ini penulis mengatakan, Saya bikin surat laporan ke Kapolda Metro Jaya, surat yang dibaca hanya pertinggal surat laporan, surat yang ada disposisinya ada di Bagian persuratan, Saya datang ke sini karena diantar oleh staf persuratan, jadi kalau itu jawabannya silahkan itu dibuat jawaban ke Kapolda, karena berdasarkan disposisi Kapolda secara bertahap surat itu sampai ke unit I ini.
Setelah mendengar itu Dia marah marah, jangan mentang-mentang wartawan, biar saja surat laporan ke Kapolda, kalau seperti ini suratnya tidak ada LP Polisinya tidak akan Saya tindak lanjuti, Anda harus sopan katanya mulai galak dan berkata kasar tidak karuan, dan gayanya sudah seperti orang kesurupan, melihat situasi ini Kita siaga saja melihat gelagatnya, sehingga tidak merekam apa yg diucapkannya, tapi kata kata kasar dan makian.
Salah seorang Staf berbaju Putih, berumur Tua dan berbadan kurus tinggi mengajak penulis untuk bicara ke ruang pemeriksaan, Dia menerangkan Kalau surat begini hanya bisa dilakukan penyelidika belum bisa di sidik, penulis mengatakan silahkan saja karena itu wewenang Polisi, jangan seperti Kanitnya yang marah marah kesurupan itu tanpa mengerti persoalan, penulis mengatakan Saya hari ini masih mencek surat sudah sampai dimana perjalanan surat itu.
Kemudian beberapa menit setelah Kanit ini mengambil surat yang didisposisikan DirKrimum ke Resmob Dia memanggil penulis dari ruang pemeriksaan ke ruangannya, kemudian Dia memulai perbincangan, surat disposisi telah Saya ambil, Kamu kalau jadi wartawan harus Sopan jangan bicara tidak sopan dengan Suara kuat seperti mengintimidasi, karena sudah kesal melihat tingkah lakunya yang kurang ajar itu, ditanya kenapa Kamu marah marah dan galak, kemudian ditanya lagi ada apa marah marah sama Saya, Dia makin marah dan makin kuat suaranya, Kamu tidak sopan berbicara dengan suara sangat keras, dan kemudian mengoceh tidak karuan dengan Bahasa yang Kasar sambil melakukan gerakan Harimau membuka mulutnya untuk menunjukkan taringnya seperti mau menggigit mangsanya, dan wajahnya terlihat bagaikan siluman harimau, tapi wajahnya belum berbulu, tapi kegarangan Harimau terlihat di wajahnya.
Melihat pemandangan yang Aneh itu penulis mengatakan, Saya tidak bersedia berbicara dengan orang Kasar sepertimu sambil keluar dari ruangannya, kemudian masih terdengar teriakannya seperti harimau mengaum, Pergi saja Kamu dari sini, penulis cepat cepat pergi dari sana sebelum dimangsa Perwira pengaum itu, karena takut wajahnya nanti berubah benar seperti Harimau siluman, dan itu pasti mengerikan.
Tanggapan Masyarakat
Ketika masalah ini diberitahu ke berbagai teman Pers, mereka mengaku ngeri mendengarnya, dan mereka bersedia memberi komentar tapi tanpa menyebut identitas, karena mereka ngeri dengan Sikap Perwira Ganas ini.
Komentar mereka hanya Dua;
1. Perwira Ganas seperti ini diduga diperlukan Kabid Resmob agar para tersangka yang diperiksa segera memberi Duit ratusan juta rupiah ke penyidik secara suka rela agar Jantungnya tidak copot, pemberian uang ini bukan sogok melainkan upaya para tersangka mempertahankan jantungnya agar jangan copot, supaya Kabid nantinya tidak memerintahkan Perwiranya mengaum saat mereka diperiksa.
2. Kanit Ganas ini diminta ke Presiden Jokowidodo agar diberdayakan keganasannya memberantas para teroris yang di Poso, Presiden Cukup memberangkatkan si Perwira ini bersama tiga ekor anjing pemburu untuk mengejar para teroris, dengan demikian Biaya Operasi sangat sederhana. Dimana Keberhasilan operasi dipercaya akan menghasilkan hasil yang gilang gemilang dalam tempo sebulan.( Jannus P)