Sabtu, 16/09/2017 18:24 WIB

Kapolda Metro Jaya Diminta Serius Mengawasi Kinerja Dirkrimsus Agar Masyarakat Yang Mengadu Tidak Kecewa.

Penulis: Drs Jannus Panjaitan/ Pemred
Jakarta - Eltrapost,
Kapolda metro jaya diminta serius dan seksama mengawasi kinerja Dirkrimsus terutama dibagian Cyber Crime agar masyarakat yang mengadukan tindak pidana khusus tidak merasa dilecehakan atau kecewa karena pengaduannya tidak diproses.

    Pada 4 Agustus 2017 yang lalu Pemimpin umum/redaksi media ini membuat surat pengaduan  ke Kapolda metro jaya tentang dugaan tindak pidana delik  Pers oleh jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, dimana pengaduan ini dibuat karena Dua surat Konfirmasi media ini ke Kementerian itu tidak jelas siapa yang menangani surat tersebut dan sampai berita ini dinaikkan tidak ada jawaban.

    Setelah surat masuk ternyata surat yang ke Kapolda didisposisikan ke Irwasda untuk menindaklanjutinya, saat menyelusuri surat Kami, beberapa staf Irwasda menyarankan agar proses ini  berjalan lebih cepat sebaiknya dibuat Laporan Polisi di SPKT Polda metro jaya. Berdasarkan saran tersebut pada 22 Agustus 2017 Kami sebagai Pemimpin Umum/Redaksi ini membuat pengaduan. Pengaduan Kami diterima di SPKT dengan Laporan Polisi Nomor: LP/3963/VIII/2017/PMJ/Dit Reskrimsus, tanggal 22 Agustus 2017.

    Setelah dilakukan LP, setiap jumat mulai dari 1 September 2017, 8 September 2017, dan terakhir 15 September 2017 Kami selalu rajin menyambangi bagian Cyber Crime unit I untuk mencek laporan itu, dimana tujuannya agar diketahui siapa penyidik yang memproses dan Kapan pelapor dibuat BAP oleh penyidik.

    Dari tiga kali penyelusuran laporan ke unit I Cyber Crime,  Kami tidak mengetahui Siapa yang  menyidik kasus ini karena staf di unit I mengatakan penanganan kasus ini dilimpahkan ke Polrestro Jakarta Selatan, tetapi anehnya surat pelimpahannya tidak ada diberikan pada pelapor, saat diminta surat pelimpahannya, yakni, pada 8 september dan 15 september 2017, mereka beralasan surat pelimpahan   belum turun dari Pimpinan. 

    Mengingat kasus ini sudah hampir satu bulan belum ada jelas siapa yang menangani, Kami sebagai pengadu tentu sangat kecewa atas pelayanan unit I tersebut, Kami bertanya dalam hati, apakah karena Kami tidak menyediakan duit untuk mereka sehingga kasus ini tidak jelas rimbanya atau mereka beranggapan, yang melapor tidak mungkin diminta duit karena dari Pers sehingga kasus ini dilambat-lambatkan saja karena tidak ada untungnya buat mereka.

     Tetapi pertanyaan diatas sangat sulit untuk dijawab karena itu hanya pertanyaan di hati penulis dan tidak mungkin dijawab orang lain, sehingga Kita hanya mengharap agar Kapolda metro jaya berkenan mengawasi kinerja Dirkrimsus dan jajarannya dengan seksama agar diketahui bagaimana mereka bekerja, apakah sesuai SOP Kepolisian atau SOP Pribadi atau Kelompoknya.

    Melalui  pemberitaan ini perlu Kami tegaskan kepada Kapolda metro jaya, Kami sebagai pengadu sangat kecewa atas kinerja Dirkrimsus dan jajaran dibawahnya atas proses laporan ini dan mengharap Kapolda metro jaya memberi arahan dan petunjuk kepada mereka bagaimana tata cara yang baik menangani Laporan/pengaduan masyarakat agar masyarakat tidak kecewa .


Di Ruang Tamu DitKrimsus Polda Metro Jaya Ada Jagoan

    Pengertian  jagoan disini adalah seseorang petugas yang mengurusi yang bukan urusannya dan tidak diketahui siapa Dia karena tak berdinas tetapi berlagak sebagai pemilik geduang Direktorat Krimsus itu. Kenapa ini lebih dulu didefenisikan agar pengertian jagoan dalam berita ini tidak bias dan mudah dimengerti masyarakat luas.

    Setelah Kami kecewa dari lantai 2 Dit reskrimsus bagian cyber crime kemudian turun ke ruang tamu/piket untuk pergi menikmati kekecewaan dari lantai 2. Setelah kartu pengenal tamu dikembalikan, Kami duduk di kursi tamu untuk melihat tanggal laporan Polisi yang Kami pegang dan sekaligus mencatat beberap kali mencek laporan.

    Sudah kebiasaan bagi penulis setiap ingin pulang dari suatu instansi dan kecewa atas pelayanan instansi itu selalu dicatat dalam catatan apa yang dialami  agar jangan lupa nantinya apa yang terjadi saat membuat berita.

    Beberapa saat setelah penulis duduk dan menulis beberapa catatan kecil atas apa yang dialami di derektorat itu, ada tiga orang Staf Krimsus diduga salah satu dari mereka  adalah Perwira dan  pimpinan salah satu unit di lantai I Ditreskrimsus, kita sebut saja Perwira X, mereka  diperhatikan sepintas oleh penulis sedang asik berbincang tentang rencana  merubah posisi Pintu Ditreskrimsus, dan  posisi mereka berdiri dibelakang penulis.

    Walaupun masih focus mencatat tentang apa yang dialami di lantai 2, tetap saja namanya wartawan mendengar apa yang diperbincangkan dibelakang, Perwira X terlihat bolak-balik  dari belakang penulis ke ruang bagian Indag belakang piket, dan kemudian ketiganya serius berbincang dibelakang penulis, dari perbincangan mereka terdengar rencana merubah posisi Pintu sekarang maju ke depan, dimana tujuan memajukan pintu ini agar kelak jika wartawan yang berkunjung ke Direktorat tidak langsung masuk keruang Tamu sekarang atau filter pertama atas kunjungan wartawan.

    Karena mendengar itu penulis juga pura-pura serius membaca LP yang dibawa padahal perhatian tetap ke perbincangan yang dibelakang, sadar ada yang memperhatikan perbincangan mereka  Perwira X ini mendekat ke bangku penulis dengan rasa penasaran ingin segera mengetahui siapa penulis, dan bertanya, Siapa Bapak dengan suara lantang dan berwibawa, sambil menoleh kesebelah kiri kearah suara, dan terlihatlah si Bos itu ada disamping, kemudian penulis memperhatikan wajahnya dengan seksama, dan Dia bertanya lagi Siapa Bapak apa keperluannya, penulis menjawab dari Pers, dan Dia melanjutkan pertanyaan dan sambil duduk disamping penulis, dari Pers mana, mendengar pertanyaan  perwira X sudah dinilai mulai kurang ajar  penulis tidak menjawab dan hanya memberi Kartu Pers, Dia makin kesal terdengar dari suaranya, apa keperluan Bapak kesini, dengan santai penulis menjawab mencek ini sambil menunjukkan surat LP.

    Melihat situasi sudah mulai memanas karena Perwira X sudah mulai panas, dengan hormat salah satu staf mengatkan kepada  perwira X itu, Pak katanya Kepada si Perwira panas ini, Bapak ini  baru turun  men cek LP dari lantai 2, sadar yang dihadapinya tamu terhormat, dengan kesal si Perwira X memberi kartu Pers penulis dengan mengatakan, Saya hanya bertanya janganlah dibuat wajahnya dongkol, penulis tidak menjawab kemudian pergi dan berbalik tanpa memandang si Perwira kesal itu sambil minum Aqua botol, pergi dari ruang tamu ditkrimsus itu melangkag lunglai bagaikan Koboi yang kecewa karena tidak mendapat minuman kesukaannya malahan  mendapat kedongkolan dari  si Perwira X yang dinilai penulis sebagai seorang Jagoan yang menganggap gedung direktorat reskrim khusus itu miliknya sendiri, kejadian itu pada jumat 15/9/2017 ,± jam 15.00 wib, di ruang tamu ditreskrimsus.

    Dari  perbincangan mereka yang disimak penulis, mereka adalah staf-staf dari bagian reserse Indag, dimana bagian ini jarang diketahui penulis sepak terjangnya, apalagi kasus yang mereka tangani jarang terdengar masuk pengadilan. Jadi agar masyarakat lebih tahu apa Indag ini ke depannya penulis akan mengkonfirmasi bagian ini, dimana materi yang ditanya tentang Siapa-siapa yang mereka proses, apa yang mereka proses itu dibuat SPDPnya, apa pelaporan SPDP ini sesuai yang diatur di KUHAP atau tidak,  apa ada yang P21 berkas yang di proses, dan berapa kasus yang di SP3 kan sesuai SOP dan SP3 tak sesuai SOP. ( Jannus P)