Selasa, 29/09/2015 01:06 WIB

KEPALA DINAS PENATAKOTAAN PROV DKI JAKARTA DILECEHKAN BAWAHANNYA

Penulis: Drs Jannus Panjaitan/Pemred
Jakarta - Eltrapost,

Kepala Dinas Penatakotaan Prov DKI Jakarta dilecehkan bawahannya karena perintahnya tidak diindahkan oleh Kepala bagian Penertiban Bangunannya melalui  Staf Penerima Pengaduan Ir Sayon Lubis, hal ini terungkap saat media ini mencek surat konfirmasi ke Ruang Kabid.

Media ini melayangkan surat Konfirmasi ke Kepala Dinas penatakotaan Prov DKI Jakarta pada 11 Juni 2015 yang lalu tentang IMB dari Pembangunan tiga puluhan  perumahan mewah berharga Miliran rupiah per unit di Jl Asam Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas, Pemilik proyek adalah anak perusahaan  BUMN, perumahan itu dinamai  The Taman Dhika Ciracas.

Dari penelusuran ke lokasi bangunan, digerbangnya terlihat ada plang IMB dari Kain tetapi jika diperhatikan dengan seksama tidak ada nomor IMB, di depan gerbang terliahat gambar maket perumahan mewah ini.

Dari dokumen promosi  di web site penjualannya diperoleh informasi sebagai berikut ;  The Taman Dhika Ciracas  menghadirkan konsep perumahan Townhouse di Pasar Rebo, Jakarta Timur yang mengutamakan kenyamanan, privasi dan eksklusif dengan membangun 35 unit rumah mewah dan Modern, luas total lokasi perumahan berkisar 8400 m2.

Berdasarkan penelusuran diataslah media ini ingin menggali informasi IMB bangunan ini dari Kepala Dinas Penataakotaan, setelah surat dikirim pada Selasa 22 September 2015 surat di cek ke Kantor Dinas yang beralamat di JL Abdul Muis, dari TU Dinas didapat informasi surat telah didisposisikan ke KEPALA BIDANG PENERTIBAN BANGUNAN yang beralamat di Jati Baru.

Pada Rabu 23 September 2015 media ini menelusuri surat ke Kepala Bidang Penertiban Jl Jati Baru T Abang, di Ruang Kabid media ini diterima bagian penerima surat kabid, Ibu Darwati, setelah  surat masuk di cek, media ini disuruh ke seksi penerima pengaduan.

Di meja Seksi pengaduan terlihat seorang lelalki besar berkaca mata minus, Dia sangat serius mencek surat media ini di ekspedisi  persuratan mereka, kemudian Dia menemui media ini sambil menyerahkan tanda terima surat, dan mengatakan, Masalah ini tidak Kami proses, karena Kami tidak sempat meninjau ke Lokasi Pembangunan, Pekerjaan Kami masih banyak  yang perlu ditangani, lalu beliau  berbalik arah pergi dengan rasa percaya diri yang tinggi meninggalkan penulis,  bagaikan Koboi Amerika   yang baru saja menghabisi musuhnya dengan satu peluru.

Mendengar jawaban yang konyol ini, media ini benar-benar KO dan terbodoh mendengarnya, kemudian media ini menanyakan siapa Lelaki hebat itu kepada salah satu  staf, dan Dia  memberitahu identitas lelaki Hebat itu bernama Sayon Lubis.

Setelah perilaku Sayon  yang sangat mengejutkan penulis, ditemuilah  Ibu Darmawati untuk meminta buku Tamu dan membuat unek-unek di buku itu agar nanti dapat dibaca kepala bidang pengawasan, dan sekaligus meminta agar dipertemukan dengan Kepala Bidang, Darmawati memberikan buku tamu dan mengatakan kepala bidang lagi rapat di Hotel Ambrawa.

Tanggapan Tokoh-Tokoh Masyarakat

Kehebatan lelaki yang bernama Sayon Lubis ini menjadi PR khusus bagi media ini untuk menggali informasi Siapa Lelaki ini, karena dinilai Lelaki ini adalah pengukir sejarah bagi media ini bahkan bagi media lain, untuk menjawab surat konfirmasi dari media cukup menjawabnya dengan sederhana, Tidak Sempat melakukannya karena banyak tugas. 

Dari penelusuran dari berbagai sumber diperoleh informasi; Sayon Lubis ini adalah seorang sarjana dan pernah menduduki Kepala Seksi penertiban dan pengawasan bangunan diberbagai Kecamatan, dan hampir seluruh wartawan dan LSM yang bertemu dengannya selalu timbul konflik sehingga digeser dari jabatannya.

Jawaban Ir Sayon Lubis ini terhadap wartawan dengan berkata Tidak sempat menindaklanjuti karena banyak urusan adalah jawaban Legendaris PNS di Prov DKI Jakarta di era   Pak Ahok sebagai Gubernur, yang harus dicatat sebagai Musuh Pers, Jawaban Sayon ini menandakan Sayon Lubis ini tidak ingin lagi bekerja di Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, ujar Handy Ketu DPD PWRI ( Persatuan Wartawan Republik Indonesia) Jakarta.

Tetapi, ujar Handy melanjutkan, perkataan Sayon ini akan berimbas ke Pimpinannya, soalnya surat wartawan ditujukan ke kepada Kepala Dinas, oleh Kadis didisposisikan ke Kabid Penertiban, datang si Sayon Sarjana Hebat ini langsung Meng KO Kan wartawan dengan menjawab tidak Sempat, padahal surat sudah Tiga bulan di Kabid Penertiban, wartawan pasti menilai Kadis dan Kabid dibawah cengkraman Sayon atau dengan kata lain apa kata  Sayon, Kabid dan Kadis Penatakotaan harus Ikut..

Sebenarnya sangat sederhana pekerjaan penertiban, ada laporan cek daftar IMB, cek ke lapangan, kalau melanggar Bongkar, saat  bulan muda dapat gaji dari APBD, TKD dan pendapatan lainnya. Jadi Kalau  Sayon Lubis yang Sarjana ini tidak bersedia lagi disana lebih baik mundur saja karena tidak ada yang melarang, Jakarta hanya butuh PNS yang sempat bekerja, jujur dan rajin bukanlah pemalas, ujar Handy saat dihubungi melalui HP 24 September 2015.

Dilain tempat Ganda Tampubolon, Ketua LSM PPNI - RI yang beralamat di JL TB SImatupang Jakarta Timur mengatakan,  Sayon Lubis yang bergelar Sarjana ini selalu berkonflik dengan wartawan dan LSM saat menjabat Kepala Seksi P2B Kecamatan.

Jawaban Sarjana, yang bernama Sayon Lubis  yang menjawab surat Konfirmasi media ini dengan Kata, Tidak Sempat menindaklanjuti informasi Pers karena Sibuk adalah perkataan PNS yang Malas Bekerja, tetapi jawaban ini  sangat baik dipublisasikan ke publik, karena pernyataan ini menunjukkan Kepala Dinas Penatakotaan dan Kabid Penertiban Bangunan Prov DKI Jakarta Malas menegakkan aturan, tetapi Gaji selalu ingin naik, ujar Ganda mengakhiri 24 September 2015. (Jannus P)