Rabu, 08/08/2018 12:20 WIB
Penulis: Drs Jannus Panjaitan/Pemred
Jakarta - Eltrapost,
Publik bertanya-tanya siapa calon pendamping Presiden Jokowid dalam menghadapi pemilu presiden pada tahun 2019. Dari berbagai pemberitaan media ada beberapa tokoh parpol dari koalisi pengusung yang diunggulkan menjadi calon Wapres, antara lain, Ketua Umum Golkar Erlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin skandar, dan Ketua Umum PPP.
Dari ketiga calon ini diatas ada calon lain yang dijagokan masyarakat, masyarakat yang menjagokan calon lain itu adalah para alumni USU yang berdomisili di JABODETABEK. Secara umumn mereka menjagokan Jokowid akan menang dalam Pilpres tahun 2019 ini atau mereka sangat mendambakan Presiden Jokowid tetap menjadi Presiden.
Agar Jokowid makin sukses di Pilpres 2019 ini mereka mencoba menyodorkan beberapa tokoh nasional menjadi Wapres pendampin Jokowid dan juga sekaligus jagoan mereka dilirik Pak Jokowid menjadi pendampingnya.
Tokoh-Tokoh nasional yang mereka jagokan umumnya berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, tokoh-tokoh yang mereka coba calonkan adalah tokoh Parpol, Akademisi, dan Profesional. Tokoh-tokoh tersebut yang mereka nilai memiliki kemampuan Intelektual yang tinggi dan mampu menjaga persatuan nasional.
Salah satu tokoh nasional yang dijagokan mereka adalah Prof Dr Mahfud MD, SH mantan Ketua MK, dimana Profesoror ini dijagokan Drs Marulam Simaremare, beliau ini adalah Manager di Perusahaan Biro Perjalanan besar di Jakarta.
Adapun alasan Pak Marulam S menjagokan Prof Mahfud MD saat diwawancarai media ini pada 7/8/2018 via HP adalah sebagai berikut; Prof Mahfud Md adalah tokoh nasional yang sarat pengalaman di kancah perpolitikan nasional, Prof ini selain akademisi ternama, Dia sudah berpengalaman di Legislatif, pemerintahan, dan di MK, selama berkarir integritas kebangsaannya terlihat sangat baik dan banyak menilai Profesor ini sebagai tokoh nasionalis. Pak Marulam ini mengharapkan Pak Jokowid memuluskan jagonya itu menjadi Cawapresnya.
Di daerah Depok penulis mewawancarai lagi salah satu alumni USU 7/8/2018, yakni, Drs Mangasa Saragih, beliau adalah kontraktor yang bergerak dibidang suplply dan Jasa khususnya Elektrifikasi dan Otomatisasi juga sangat setuju Pak Jokowid melanjutkan Kepemimpinannya diperiode kedua, dan Mangasa menjagokan salah satu tokoh nasional untuk menjadi Cawapres, tokoh yang di Jagokannya ada dua yakni; Jenderal Purn TNI AD Moeldoko mantan Panglima TNI DAN Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Alasan Mangasa menjagokan Jenderal Moeldoko karena Jenderal ini sangat diperlukan Pak Jokowid untuk meningkatkan wibawa pemerintahan mendatang, dan Mangasa berpendapat, jika Jenderal ini menjadi Wapres para tokoh-tokoh radikalisme akan surut nyalinya mengobok-obok pemerintahan mendatang, dan jika mereka berani bergerak, Jenderal ini akan menindaknya secara tegas. Alasan kedua menjagokan mantan Panglima TNI ini adalah agar oknum-oknum pensiunan Jenderal TNI AD tidak berani macam-macam nantinya ke pemerintah.
Sedangkan alasan menjagokan Ketua PPP adalah dilatarbelakangi Ketua PPP ini adalah Sarjana Fisika, Pak Mangasa sebagai alumni jurusan Fisika dari USU sangat salut kepada Pak Romahurmuziy bisa menjadi Ketua Umum Partai. Menurut Pak Mangasa, semua orang lulusan Fisika itu sudah pasti adalah orang pintar, ulet, dan tegas mengambil keputusan serta tidak akan neko-neko.
Jika Sarjana Fisika mengendalikan negara ini, negara seperti Singapura, China dan Jepang tidak akan berani neko-neko ke negara Kita, karena seorang Sarjana Fisika akan mudah mendefenisikan mereka dan membuat rumus yang tepat untuk solusi yang tepat. Sebagai Sarjana Fisika lanjut Mangasa, mengharap karir politik Romahurmuziy mencapai puncaknya nantinya.
Harapan kedua alumni USU ini kedepannya mengharap, jika Pak Jokowid kembali menang dipilpres, diminta agar lebih memperhatikan masalah ekonomi dan penegakan hukum, oleh karena itu mereka mengharap agar cara berpikir dan bertindak Kementerian Keuangan perlu direformasi agar dapat mengimbangi persaingan ekonomi dunia dan juga Kejagung harus direformasi lagi agar kinerjanya lebih baik dalam penegakan hukum.
Salah satu reformasi di Kementerian keuangan yang sangat diharapkan agar Kementerian keuangan berubah total perlu perekutan Menterinya jangan hanya dari alumni tertentu saja, alasannya, reformasi kementerian keuangan dapat terjadi jika Menteri Keuangan dijabat dari lulusan akutansi dari Universitas ternama di Indonesia, salah satu lulusan Akutansi terbaik dari Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia adalah lulusan Fakultas Ekonomi USU, jadi Bapak Jokowid harus memberi kesempatan kepada Alumni USU untuk menjadi Menteri Keuangan.
Dengan diberi kesempatan kepada alumni USU menjadi menteri keuangan cara pandang dan bertindak Kementerian keuangan akan berbeda dan Saya yakin Kata Mangsa S pasti ekonomi Kita akan lebih baik, kalau dilihat cara pandang cara berpikir dari Kementerian Keuangan Kita sampai saat ini, cara berpikirnya mereka masih sama seperti zaman ORBA, sebagai bukti hasil APBN dari Pajak tidak signifikan untuk menutupi semua APBN, padahal Kita memiliki Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet terbesar di Dunia. Coba di kaji APBN Kita itu ternyata sepertiga APBN disumbang dari hasil cukai rokok, ujar Mangasa mengakhiri perbincangan. (Jannus P)
AlUMNI-ALUMNI USU DIJABOTABEK MENJAGOKAN BEBERAPA TOKOH NASIONAL MENJADI CALON WAPRES JOKOWID DI PILPRES TAHUN 2019

Publik bertanya-tanya siapa calon pendamping Presiden Jokowid dalam menghadapi pemilu presiden pada tahun 2019. Dari berbagai pemberitaan media ada beberapa tokoh parpol dari koalisi pengusung yang diunggulkan menjadi calon Wapres, antara lain, Ketua Umum Golkar Erlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin skandar, dan Ketua Umum PPP.
Dari ketiga calon ini diatas ada calon lain yang dijagokan masyarakat, masyarakat yang menjagokan calon lain itu adalah para alumni USU yang berdomisili di JABODETABEK. Secara umumn mereka menjagokan Jokowid akan menang dalam Pilpres tahun 2019 ini atau mereka sangat mendambakan Presiden Jokowid tetap menjadi Presiden.
Agar Jokowid makin sukses di Pilpres 2019 ini mereka mencoba menyodorkan beberapa tokoh nasional menjadi Wapres pendampin Jokowid dan juga sekaligus jagoan mereka dilirik Pak Jokowid menjadi pendampingnya.
Tokoh-Tokoh nasional yang mereka jagokan umumnya berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, tokoh-tokoh yang mereka coba calonkan adalah tokoh Parpol, Akademisi, dan Profesional. Tokoh-tokoh tersebut yang mereka nilai memiliki kemampuan Intelektual yang tinggi dan mampu menjaga persatuan nasional.
Salah satu tokoh nasional yang dijagokan mereka adalah Prof Dr Mahfud MD, SH mantan Ketua MK, dimana Profesoror ini dijagokan Drs Marulam Simaremare, beliau ini adalah Manager di Perusahaan Biro Perjalanan besar di Jakarta.
Adapun alasan Pak Marulam S menjagokan Prof Mahfud MD saat diwawancarai media ini pada 7/8/2018 via HP adalah sebagai berikut; Prof Mahfud Md adalah tokoh nasional yang sarat pengalaman di kancah perpolitikan nasional, Prof ini selain akademisi ternama, Dia sudah berpengalaman di Legislatif, pemerintahan, dan di MK, selama berkarir integritas kebangsaannya terlihat sangat baik dan banyak menilai Profesor ini sebagai tokoh nasionalis. Pak Marulam ini mengharapkan Pak Jokowid memuluskan jagonya itu menjadi Cawapresnya.
Di daerah Depok penulis mewawancarai lagi salah satu alumni USU 7/8/2018, yakni, Drs Mangasa Saragih, beliau adalah kontraktor yang bergerak dibidang suplply dan Jasa khususnya Elektrifikasi dan Otomatisasi juga sangat setuju Pak Jokowid melanjutkan Kepemimpinannya diperiode kedua, dan Mangasa menjagokan salah satu tokoh nasional untuk menjadi Cawapres, tokoh yang di Jagokannya ada dua yakni; Jenderal Purn TNI AD Moeldoko mantan Panglima TNI DAN Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Alasan Mangasa menjagokan Jenderal Moeldoko karena Jenderal ini sangat diperlukan Pak Jokowid untuk meningkatkan wibawa pemerintahan mendatang, dan Mangasa berpendapat, jika Jenderal ini menjadi Wapres para tokoh-tokoh radikalisme akan surut nyalinya mengobok-obok pemerintahan mendatang, dan jika mereka berani bergerak, Jenderal ini akan menindaknya secara tegas. Alasan kedua menjagokan mantan Panglima TNI ini adalah agar oknum-oknum pensiunan Jenderal TNI AD tidak berani macam-macam nantinya ke pemerintah.
Sedangkan alasan menjagokan Ketua PPP adalah dilatarbelakangi Ketua PPP ini adalah Sarjana Fisika, Pak Mangasa sebagai alumni jurusan Fisika dari USU sangat salut kepada Pak Romahurmuziy bisa menjadi Ketua Umum Partai. Menurut Pak Mangasa, semua orang lulusan Fisika itu sudah pasti adalah orang pintar, ulet, dan tegas mengambil keputusan serta tidak akan neko-neko.
Jika Sarjana Fisika mengendalikan negara ini, negara seperti Singapura, China dan Jepang tidak akan berani neko-neko ke negara Kita, karena seorang Sarjana Fisika akan mudah mendefenisikan mereka dan membuat rumus yang tepat untuk solusi yang tepat. Sebagai Sarjana Fisika lanjut Mangasa, mengharap karir politik Romahurmuziy mencapai puncaknya nantinya.
Harapan kedua alumni USU ini kedepannya mengharap, jika Pak Jokowid kembali menang dipilpres, diminta agar lebih memperhatikan masalah ekonomi dan penegakan hukum, oleh karena itu mereka mengharap agar cara berpikir dan bertindak Kementerian Keuangan perlu direformasi agar dapat mengimbangi persaingan ekonomi dunia dan juga Kejagung harus direformasi lagi agar kinerjanya lebih baik dalam penegakan hukum.
Salah satu reformasi di Kementerian keuangan yang sangat diharapkan agar Kementerian keuangan berubah total perlu perekutan Menterinya jangan hanya dari alumni tertentu saja, alasannya, reformasi kementerian keuangan dapat terjadi jika Menteri Keuangan dijabat dari lulusan akutansi dari Universitas ternama di Indonesia, salah satu lulusan Akutansi terbaik dari Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia adalah lulusan Fakultas Ekonomi USU, jadi Bapak Jokowid harus memberi kesempatan kepada Alumni USU untuk menjadi Menteri Keuangan.
Dengan diberi kesempatan kepada alumni USU menjadi menteri keuangan cara pandang dan bertindak Kementerian keuangan akan berbeda dan Saya yakin Kata Mangsa S pasti ekonomi Kita akan lebih baik, kalau dilihat cara pandang cara berpikir dari Kementerian Keuangan Kita sampai saat ini, cara berpikirnya mereka masih sama seperti zaman ORBA, sebagai bukti hasil APBN dari Pajak tidak signifikan untuk menutupi semua APBN, padahal Kita memiliki Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet terbesar di Dunia. Coba di kaji APBN Kita itu ternyata sepertiga APBN disumbang dari hasil cukai rokok, ujar Mangasa mengakhiri perbincangan. (Jannus P)