Rabu, 11/11/2015 03:45 WIB
Penulis: Drs Jannus Panjaitan/ Pemred
Bekasi - Eltrapost,
KEJAGUNG RI diminta agar mensuplai spirit keberanian atau Jimat anti takut kepada KASI PIDUM KEJARI KOTA BEKASI agar berani dikonfirmasi wartawan, padahal yang ingin dikonfirmasi adalah masalah sederhana saja, yaitu, hasil dana tilang yang diperolehnya setiap hari dari masyarakat yang membayar denda TILANG.
Media ini pada 28 Oktober 2015 melayangkan surat konfirmasi kepada KEJARI KOTA BEKASI terkait penanganan hasil denda tilang yang diperoleh mereka dari masyarakat yang di denda terkait pelanggaran Lalulintas.
Setelah satu minggu, Selasa 3 November 2015 yang lalu surat di cek ke secretariat persuratan KEJARI, oleh staf sekretaris disuruh ke KASI PIDUM karena surat telah di disposisikan untuk menjawab oleh KEJARI adalah KASI PIDUM.
Diruang Kasi pidum staf Kasi mengatakan bahwa KASI sedang Sekolah, yang melaksanakan tugas KASI adalah PLT, sedangkan PLT belum diberi wejangan oleh KEJARI oleh sebab itu disuruh datang satu minggu lagi.
Selasa 10 November 2015 media ini menemui KASI PIDUM ke Kantornya, oleh Staf pilet di suruh menunggu di ruang tamu, dan kemudian staf piket masuk ke dalam memberitahukan kehadiran media ini ke ruang KASI PIDUM, beberapa saat kemudian staf piket tadi menyuruh media ini menuju ruang KASI.
Diruang KASI, media ini diterima staf bernama Murni, SH, staf ini menanykan maksud media ini berkunjung ke ruangannya, setelah memberitahu tujuan bertemu KASI untuk menanyakan tentang jawaban KASI atas surat konfirmasi yang telah diantar ke Sekretais KEJARI, staf ini menyuruh menunggu, kemudian Dia melapor ke dalam ruang KASI.
Setelah Murni, SH berdiskusi selama sepuluh menit, Staf KASI ini memberitahukan, KASI tidak dapat menerima media ini untuk wawancara karena tidak didampingi KEJARI KOTA BEKASI, alasan KASI tidak bersedia menjawab sekarang, menurut staf, karena pertanyaan yang diajukan media ini dapat di jawab KASI jika Dia didampingi KEJARI. Mendengar jawaban ini media ini pergi dengan rasa kecewa.
TANGGAPAN MASYARAKAT
Ketakutan KASI PIDUM KEJARI KOTA BEKASI ini menghadapi wartawan menjadi bahan Lelucon atau tertawaan bagi tokoh lsm dan PERS di Ibukota Jakarta, dimana mereka menganjurkan agar Kejagung RI member Jimat Anti Takut kepada KASI ini.
Sebagai pejabat public seharusnya KASI yang budiman ini harus berani menjawab surat wartawan tanpa di damping oleh KEJARI, apalagi Dia telah diperintahkan untuk menjawab, kalau harus ada KEJARI baru berani menjawab itu tandanya Dia KETAKUTAN dikonfirmasi wartawan ujar Handy Pangaribuan Ketua DPD PWRI ( Persatuan Wartawan Republik Indonesia) Prov DKI Jakarta, saat dihubungi melalui HP.
Jadi agar KASI ini menjadi berani, Handy menganjurkan KEJAGUNG agar memberi Jimat anti takut atau jimat anti cengeng supaya informasi kepada masyarakat dapat cepat disampaikan media ke pembacanya, ujar Handy mengakhiri.
Dilain tempat di Jakarta Timur, ketua LSM PPPN RI, Ganda Tampubolon, Ketakutan KASI PIDUM ini bisa dimaklumi atau memahaminya, walaupun Dia juga tetap menganjurkan KEJAGUNG RI memberi Jimat Anti Takut atau Jimat Pemberani bagi KASI
Ketakutan KASI menjawab wartawan untuk konfirmasi tentang hasil Denda Tilang yang dipungut setiap hari dari masyarakat adalah hasil dari akumulasi ketakutan, ujar Ganda, ini hanyalah dugaan saja tentang Ketakutan Kasi ini, mungkin pendapatan hasil Dana Tilang itu sebagian kecil saja yang di setor ke KAS NEGARA, dana yang tidak disetor ke Kas Negara dibagi KASI dengan Kejari tetapi pembagiannya tidak merata, sebagian besar diambil oleh KEJARI sedangkan KASI hanya dapat sepersepuluh saja.
Jadi menurut Ganda, karena KASI ini tidak kuat mentalnya untuk korupsi, SEHINGGA DIA SANGAT TAKUT KALAU ADA MEDIA ATAU WARTAWAN YANG BERTANYA TENTANG ITU, dan ketakutan semakin kuat saat datang surat konfirmasi dari media ini, dimana Dia pula yang diperintah KEJARI untuk menjawab wartawan.
Rangkaian akumulasi ketakutan ini menghasilkan ketakutan yang menjadi jadi, karena dalam hatinya berkata, uang hasil tilang iu sedikit saja sama Dia dibandingkan dengan KEJARI, yang tepat menjawab menurutnya adalah KEJARI, karena kuatnya unsur ketakutan ini, maka Dia tidak rasional lagi sehingga beranggapan media yang datang konfirmasi ini adalah sebagai Penyidik dari KPK, jadi untuk mengatasinya Dia terpaksa bersembuni dibawah ketiak KEJARI.(Jannus P)
KASI PIDUM KEJARI KOTA BEKASI DIDUGA KETAKUTAN DIKONFIRMASI WARTAWAN TERKAIT HASIL DENDA TILANG

KEJAGUNG RI diminta agar mensuplai spirit keberanian atau Jimat anti takut kepada KASI PIDUM KEJARI KOTA BEKASI agar berani dikonfirmasi wartawan, padahal yang ingin dikonfirmasi adalah masalah sederhana saja, yaitu, hasil dana tilang yang diperolehnya setiap hari dari masyarakat yang membayar denda TILANG.
Media ini pada 28 Oktober 2015 melayangkan surat konfirmasi kepada KEJARI KOTA BEKASI terkait penanganan hasil denda tilang yang diperoleh mereka dari masyarakat yang di denda terkait pelanggaran Lalulintas.
Setelah satu minggu, Selasa 3 November 2015 yang lalu surat di cek ke secretariat persuratan KEJARI, oleh staf sekretaris disuruh ke KASI PIDUM karena surat telah di disposisikan untuk menjawab oleh KEJARI adalah KASI PIDUM.
Diruang Kasi pidum staf Kasi mengatakan bahwa KASI sedang Sekolah, yang melaksanakan tugas KASI adalah PLT, sedangkan PLT belum diberi wejangan oleh KEJARI oleh sebab itu disuruh datang satu minggu lagi.
Selasa 10 November 2015 media ini menemui KASI PIDUM ke Kantornya, oleh Staf pilet di suruh menunggu di ruang tamu, dan kemudian staf piket masuk ke dalam memberitahukan kehadiran media ini ke ruang KASI PIDUM, beberapa saat kemudian staf piket tadi menyuruh media ini menuju ruang KASI.
Diruang KASI, media ini diterima staf bernama Murni, SH, staf ini menanykan maksud media ini berkunjung ke ruangannya, setelah memberitahu tujuan bertemu KASI untuk menanyakan tentang jawaban KASI atas surat konfirmasi yang telah diantar ke Sekretais KEJARI, staf ini menyuruh menunggu, kemudian Dia melapor ke dalam ruang KASI.
Setelah Murni, SH berdiskusi selama sepuluh menit, Staf KASI ini memberitahukan, KASI tidak dapat menerima media ini untuk wawancara karena tidak didampingi KEJARI KOTA BEKASI, alasan KASI tidak bersedia menjawab sekarang, menurut staf, karena pertanyaan yang diajukan media ini dapat di jawab KASI jika Dia didampingi KEJARI. Mendengar jawaban ini media ini pergi dengan rasa kecewa.
TANGGAPAN MASYARAKAT
Ketakutan KASI PIDUM KEJARI KOTA BEKASI ini menghadapi wartawan menjadi bahan Lelucon atau tertawaan bagi tokoh lsm dan PERS di Ibukota Jakarta, dimana mereka menganjurkan agar Kejagung RI member Jimat Anti Takut kepada KASI ini.
Sebagai pejabat public seharusnya KASI yang budiman ini harus berani menjawab surat wartawan tanpa di damping oleh KEJARI, apalagi Dia telah diperintahkan untuk menjawab, kalau harus ada KEJARI baru berani menjawab itu tandanya Dia KETAKUTAN dikonfirmasi wartawan ujar Handy Pangaribuan Ketua DPD PWRI ( Persatuan Wartawan Republik Indonesia) Prov DKI Jakarta, saat dihubungi melalui HP.
Jadi agar KASI ini menjadi berani, Handy menganjurkan KEJAGUNG agar memberi Jimat anti takut atau jimat anti cengeng supaya informasi kepada masyarakat dapat cepat disampaikan media ke pembacanya, ujar Handy mengakhiri.
Dilain tempat di Jakarta Timur, ketua LSM PPPN RI, Ganda Tampubolon, Ketakutan KASI PIDUM ini bisa dimaklumi atau memahaminya, walaupun Dia juga tetap menganjurkan KEJAGUNG RI memberi Jimat Anti Takut atau Jimat Pemberani bagi KASI
Ketakutan KASI menjawab wartawan untuk konfirmasi tentang hasil Denda Tilang yang dipungut setiap hari dari masyarakat adalah hasil dari akumulasi ketakutan, ujar Ganda, ini hanyalah dugaan saja tentang Ketakutan Kasi ini, mungkin pendapatan hasil Dana Tilang itu sebagian kecil saja yang di setor ke KAS NEGARA, dana yang tidak disetor ke Kas Negara dibagi KASI dengan Kejari tetapi pembagiannya tidak merata, sebagian besar diambil oleh KEJARI sedangkan KASI hanya dapat sepersepuluh saja.
Jadi menurut Ganda, karena KASI ini tidak kuat mentalnya untuk korupsi, SEHINGGA DIA SANGAT TAKUT KALAU ADA MEDIA ATAU WARTAWAN YANG BERTANYA TENTANG ITU, dan ketakutan semakin kuat saat datang surat konfirmasi dari media ini, dimana Dia pula yang diperintah KEJARI untuk menjawab wartawan.
Rangkaian akumulasi ketakutan ini menghasilkan ketakutan yang menjadi jadi, karena dalam hatinya berkata, uang hasil tilang iu sedikit saja sama Dia dibandingkan dengan KEJARI, yang tepat menjawab menurutnya adalah KEJARI, karena kuatnya unsur ketakutan ini, maka Dia tidak rasional lagi sehingga beranggapan media yang datang konfirmasi ini adalah sebagai Penyidik dari KPK, jadi untuk mengatasinya Dia terpaksa bersembuni dibawah ketiak KEJARI.(Jannus P)