Kamis, 29/05/2014 20:10 WIB
Penulis: Eltrapost/ Drs Jannus Panjaitan, Parlin Panjaitan
Jakarta - Eltrapost,
Sekolah SMK penerima dana hibah dari APBN dan APBD yang dikucurkan pemerintah untuk sekolah SMK di wilayajh Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur harus diawasi secara ketat penggunaannya oleh Sudin Dikmenti Jakarta Timur agar tujuan pemberian dana terseburt tepat sasaran.
Dari informasi masyarakat yang masuk ke meja redaksi, di kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur, SMK Swasta penerima Dana BOS, BOP dan Dana Bantuan Paket program yang lain ditenggarai penggunaannya tidak tepat sasaran karena ada dugaan dana tersebut menjadi keuntungan pemilik yayasan, atau dengan kata lain menjadi Dana Hibah untuk Pemilik yayasan sehingga Kasek Sekolah tersebut menjadi tertekan bila ada wartawan yang mempertanyakannya.
Dari penelusuran media ini ada dua sekolah smk yang sedang dipantau yaitu SMK Mardi Bakti dan SMK Global Pastika. Pemantauan ini dilakukan karena kedua Sekolah ini menurut sumber Kami memungut biaya Ujian sekitar jutaan rupiah kepada tiap siswa yang mengikuti ujian nasioanal.
Untuk memperjelas masalahnya pada 14 Mei 2014 yang lalu dikirim surat konfirmasi kepada kedua Sekolah ini, dengan maksud agar Kaseknya sebelum wawancara dapat dengan tenang menjawabnya. Untuk mengetahui tanggapan pihak sekolah pada 16 Mei 2014 Sekolah ini di datangi untuk mendapat jawaban.
Pertama-tama yang ditemui adalah SMK Swasta Global Pasatika, dimana Sekolah ini adalah salah satu sekolah SMK Swasta Paforit di wilayah kecamatan Pasar Rebo. Dari pengamatan tentang lingkungan Sekolah adalah Kategori yang Bersih Indah dan Serasi penataannya, dan proses belajar mengajar terlihat baik, tertib serta displin.
Saat ditanya tentang surat media ini yang diberikan 14 Mei yang lalu itu, Staf TU Sekolah mengatakan bahwa surat telah dibaca oleh Kasek, berhubung Kaseknya ada Tamu dipersilakan untuk menunggu. Saat menunggu sebagai wartawan melihat ke Pengumuman Sekolah yang tidak jauh dari tempat menunggu, ternyata tidak ada satupun terlihat di umumkan tentang Penerimaan Dan Penggunaan Dana dari APBN maupun APBD.
Sekitar setengah jam menunggu salah satu staf pengajar menyuruh media ini untuk menjumapai Wakil Kasek karena Kasek masih ada tamu.
Saat bertemu Wakil Kasek, ada keanehan karena Dia seolah-olah ingin mengertak Wartawan dengan sikap arogan menanykan darimana dan apa yang perlu padahak Wakil ini adalah seorang Ibu. Dengan hormat media ini memberikan tanda kartu pengenal, tetapi si Ibu ini meggertak lagi mana surat tugas. Dengan nada ketus Pimpinan media ini mengatakan ; Coba dibaca Ibu dulu tanda pengenal itu, yang memberikan tanda pengenal itu adalah Pemimpin Umum/Redaksi Media ini. Setelah memperhatikan Kartu Pengenal si Ibu ini baru menerima media ini.
Saat dikonfirmasi tentang surat yang telah diberikan ke Sekolah itu, si Wakil Kasek dengan berbagai alasan tidak bersedia menjawab isi surat, malahan bertindak seolah-olah pemeriksa di Koramil dizaman orde baru. Wakil Kasek ini mengatakan bahwa Sekolahnya tidak ada menerima surat dari media ini selama Dua hari yang lalu, kalu ada pasti Saya tahu karena Saya yang Piket selama Dua hari, sehingga tidak bisa menjawab.
Karena mendengar dan melihat Wakil Kasek ini adalah salah satu Pendidik yang Aneh dan Arogan media ini mengundurkan diri dari hadapannya karena takut ada apa-apanya nanti, padahal saat surat diantar ke Sekolah tersebut benar yang menerima adalah salah satu staf Guru dan kemudian si Wakil Kaseknya datang setelah diterima Pak Guru tersebut, kemudian wartawan media ini masih melihat surat itu di berikan kepada si Wakil Kasek.
Kemudian setelah dari SMK Global Awak media ini pergi ke SMK Mardi Bakti, karena tempatnya berdekatan, setelah orang yang solat di Mesjid telah selesai melakukan kewajibannya , dijumpailah Kasek SMK ini. Disekolah ini penerimaan sangat jauh berbeda dengan SMK Global, karena Ibu Kaseknya menerima dengan baik, Cuma ada tergambar di wajahnya rasa ketakutan.
Sebelum masuk ke ruang kantor Kasek, wartawan media ini telah memperhatikan dengan seksama Papan Pengumuman yang terlihat dekat dengan pintu kantor, dan tidak ada satupun diumumkan tentang Penerimaan Dana yang diberikan melalui APBD DAN APBN.
Saat dikonfirmasi tentang informasi Kutipan Uang ujian yang Jutaan rupiah itu, Ibu Kasek ini menyangkal dan mengatakan bahwa mereka tidak ada melakukan pungutan tersebut. Dan Ibu mempertanyakan dari siapa informasi ini diperoleh, Media ini menjawab bahwa sumber tidak diberikan informasinya.
Biar masyarakat pembaca mengetahui informasi yang didapat media ini adalah dari salah seorang orang tua sisiwa yang ditemui di sekitara Sekolah tersebut, dimana saat bertemu dengan Awak media ini ditanya tujuannya, si Orang Tua tersebut menjawab dengan polos untuk melunasi uang ujian anaknya yang telah mengikuti Ujian Nasional di SMK Mardi Bakti, dimana besar uang ujian sekitar Satu juta tiga ratus ribu rupiah dan pembayarannya dapat dicicil dua kali, sebelumnya telah dibayar sebagian dan sebagian lagi akan dilunasinya, dimana si Bapak ini tidak mengetahui yang menanya adalah wartawan media ini.
Saat dikonfirmasi kepada pemerhati Pendidikan di Jakarta Timur, dimana sumber tidak bersedia namanya dimuat, beliau mengatakan alah satu Ciri-ciri Sekolah yang menggunakan Dana Hibah yang bersumber dari APBD dan APBN secara Transparan adalah bila Sekolah tersebut mengumumkan dengan baik sesuai Juknis Penerimaan Dan Penggunaan Dana tersebut, Jika tidak diumumkan maka pihak pengawas telah memanfaatkan itu menjadi keuntungan pribadinya. (Jannus P/Parlin P)
SUDIN DIKMENTI JAKARTA TIMUR HARUS SERIUS MENGAWASI SMK SWASTA PENERIMA DANA HIBAH DARI APBN DAN APBD

Sekolah SMK penerima dana hibah dari APBN dan APBD yang dikucurkan pemerintah untuk sekolah SMK di wilayajh Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur harus diawasi secara ketat penggunaannya oleh Sudin Dikmenti Jakarta Timur agar tujuan pemberian dana terseburt tepat sasaran.
Dari informasi masyarakat yang masuk ke meja redaksi, di kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur, SMK Swasta penerima Dana BOS, BOP dan Dana Bantuan Paket program yang lain ditenggarai penggunaannya tidak tepat sasaran karena ada dugaan dana tersebut menjadi keuntungan pemilik yayasan, atau dengan kata lain menjadi Dana Hibah untuk Pemilik yayasan sehingga Kasek Sekolah tersebut menjadi tertekan bila ada wartawan yang mempertanyakannya.
Dari penelusuran media ini ada dua sekolah smk yang sedang dipantau yaitu SMK Mardi Bakti dan SMK Global Pastika. Pemantauan ini dilakukan karena kedua Sekolah ini menurut sumber Kami memungut biaya Ujian sekitar jutaan rupiah kepada tiap siswa yang mengikuti ujian nasioanal.
Untuk memperjelas masalahnya pada 14 Mei 2014 yang lalu dikirim surat konfirmasi kepada kedua Sekolah ini, dengan maksud agar Kaseknya sebelum wawancara dapat dengan tenang menjawabnya. Untuk mengetahui tanggapan pihak sekolah pada 16 Mei 2014 Sekolah ini di datangi untuk mendapat jawaban.
Pertama-tama yang ditemui adalah SMK Swasta Global Pasatika, dimana Sekolah ini adalah salah satu sekolah SMK Swasta Paforit di wilayah kecamatan Pasar Rebo. Dari pengamatan tentang lingkungan Sekolah adalah Kategori yang Bersih Indah dan Serasi penataannya, dan proses belajar mengajar terlihat baik, tertib serta displin.
Saat ditanya tentang surat media ini yang diberikan 14 Mei yang lalu itu, Staf TU Sekolah mengatakan bahwa surat telah dibaca oleh Kasek, berhubung Kaseknya ada Tamu dipersilakan untuk menunggu. Saat menunggu sebagai wartawan melihat ke Pengumuman Sekolah yang tidak jauh dari tempat menunggu, ternyata tidak ada satupun terlihat di umumkan tentang Penerimaan Dan Penggunaan Dana dari APBN maupun APBD.
Sekitar setengah jam menunggu salah satu staf pengajar menyuruh media ini untuk menjumapai Wakil Kasek karena Kasek masih ada tamu.
Saat bertemu Wakil Kasek, ada keanehan karena Dia seolah-olah ingin mengertak Wartawan dengan sikap arogan menanykan darimana dan apa yang perlu padahak Wakil ini adalah seorang Ibu. Dengan hormat media ini memberikan tanda kartu pengenal, tetapi si Ibu ini meggertak lagi mana surat tugas. Dengan nada ketus Pimpinan media ini mengatakan ; Coba dibaca Ibu dulu tanda pengenal itu, yang memberikan tanda pengenal itu adalah Pemimpin Umum/Redaksi Media ini. Setelah memperhatikan Kartu Pengenal si Ibu ini baru menerima media ini.
Saat dikonfirmasi tentang surat yang telah diberikan ke Sekolah itu, si Wakil Kasek dengan berbagai alasan tidak bersedia menjawab isi surat, malahan bertindak seolah-olah pemeriksa di Koramil dizaman orde baru. Wakil Kasek ini mengatakan bahwa Sekolahnya tidak ada menerima surat dari media ini selama Dua hari yang lalu, kalu ada pasti Saya tahu karena Saya yang Piket selama Dua hari, sehingga tidak bisa menjawab.
Karena mendengar dan melihat Wakil Kasek ini adalah salah satu Pendidik yang Aneh dan Arogan media ini mengundurkan diri dari hadapannya karena takut ada apa-apanya nanti, padahal saat surat diantar ke Sekolah tersebut benar yang menerima adalah salah satu staf Guru dan kemudian si Wakil Kaseknya datang setelah diterima Pak Guru tersebut, kemudian wartawan media ini masih melihat surat itu di berikan kepada si Wakil Kasek.
Kemudian setelah dari SMK Global Awak media ini pergi ke SMK Mardi Bakti, karena tempatnya berdekatan, setelah orang yang solat di Mesjid telah selesai melakukan kewajibannya , dijumpailah Kasek SMK ini. Disekolah ini penerimaan sangat jauh berbeda dengan SMK Global, karena Ibu Kaseknya menerima dengan baik, Cuma ada tergambar di wajahnya rasa ketakutan.
Sebelum masuk ke ruang kantor Kasek, wartawan media ini telah memperhatikan dengan seksama Papan Pengumuman yang terlihat dekat dengan pintu kantor, dan tidak ada satupun diumumkan tentang Penerimaan Dana yang diberikan melalui APBD DAN APBN.
Saat dikonfirmasi tentang informasi Kutipan Uang ujian yang Jutaan rupiah itu, Ibu Kasek ini menyangkal dan mengatakan bahwa mereka tidak ada melakukan pungutan tersebut. Dan Ibu mempertanyakan dari siapa informasi ini diperoleh, Media ini menjawab bahwa sumber tidak diberikan informasinya.
Biar masyarakat pembaca mengetahui informasi yang didapat media ini adalah dari salah seorang orang tua sisiwa yang ditemui di sekitara Sekolah tersebut, dimana saat bertemu dengan Awak media ini ditanya tujuannya, si Orang Tua tersebut menjawab dengan polos untuk melunasi uang ujian anaknya yang telah mengikuti Ujian Nasional di SMK Mardi Bakti, dimana besar uang ujian sekitar Satu juta tiga ratus ribu rupiah dan pembayarannya dapat dicicil dua kali, sebelumnya telah dibayar sebagian dan sebagian lagi akan dilunasinya, dimana si Bapak ini tidak mengetahui yang menanya adalah wartawan media ini.
Saat dikonfirmasi kepada pemerhati Pendidikan di Jakarta Timur, dimana sumber tidak bersedia namanya dimuat, beliau mengatakan alah satu Ciri-ciri Sekolah yang menggunakan Dana Hibah yang bersumber dari APBD dan APBN secara Transparan adalah bila Sekolah tersebut mengumumkan dengan baik sesuai Juknis Penerimaan Dan Penggunaan Dana tersebut, Jika tidak diumumkan maka pihak pengawas telah memanfaatkan itu menjadi keuntungan pribadinya. (Jannus P/Parlin P)